Jumat, 31 Mei 2013
SHOLAT SHUBUH MENJADI PENGHALANG MASUK NERAKA
Rasulullah SAW bersabda : "Tidaklah akan masuk neraka orang yang
melaksanakan shalat sebelum terbitnya matahari (yaitu shalat shubuh) dan
shalat sebelum tenggelamnya matahari (yaitu shalat ashar)."
(H.R. Muslim no. 634)
SHOLAT SUBUH JAMINAN MASUK SURGA
Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa yang mengerjakan shalat bardain
(yaitu shalat shubuh dan ashar) maka dia akan masuk surga." (H.R.
Bukhari no. 574 - Muslim no. 635)
SHOLAT SUBUH DAPAT PAHALA SEPERTI SHOLAT SEMALAMAN
Rasulullah SAW bersabda : Barangsiapa yang shalat isya' berjamaah maka
seolah-olah dia telah shalat malam selama separuh malam. Dan barangsiapa
yang shalat shubuh berjamaah maka seolah-olah dia telah shalat seluruh
malamnya." (H.R. Muslim no. 656)
SHOLAT SHUBUH MENDAPAT JAMINAN KESELAMATAN
Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa yang shalat subuh maka dia
berada dalam jaminan Allah. Oleh karena itu jangan sampai Allah menuntut
sesuatu kepada kalian dari jaminan-Nya. Karena siapa yang Allah
menuntutnya dengan sesuatu dari jaminan-Nya, maka Allah pasti akan
menemukannya, dan akan menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka
jahannam." (H.R. Muslim no. 163)
BERCAHAYA DI HARI KIAMAT
Rasulullah SAW bersabda : "Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang
yang banyak berjalan dalam kegelapan (Isya' dan Shubuh) menuju Masjid,
dengan cahaya yang sangat terang pada hari Kiamat kelak."
(H.R. Ibnu Majah - Tirmidzi)
SHOLAT SUBUH LEBIH BAIK DARI DUNIA DAN ISINYA
Rasulullah SAW bersabda :
"Dua rakaat shalat shubuh itu lebih baik dari dunia beserta isinya." (H.R. Muslim - Ahmad)
PARA MALAIKAT MENYAKSIKAN
Allah SWA berfirman : "Dirikanlah shalat dari sesudah matahari
tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) Shubuh.
Sesungguhnya shalat Shubuh tu disaksikan (oleh malaikat)." (Q.S.
Al-Isra' 78)
Rasulullah SAW bersabda : "Dan para malaikat malam
dan malaikat siang berkumpul pada shalat fajar (subuh)." (H.R. Bukhari
no. 137 - Muslim no. 632)
SubhanAllah..
Begitu banyak
keistimewaan yang tersembunyi dibalik shalat shubuh. Sungguh merugilah
kita yang telah sengaja meninggalkan serta melalaikannya.
Semoga kita tetap menjadi Umat Nabi Muhammad SAW yang senantiasa
istiqamah dalam melaksanakannya. Niscaya kita akan termasuk golongan
orang-orang yang beruntung di dunia juga di akhirat kelak. InsyaAllah.
Semoga catatan ini bermanfaat untuk kita semua. Dan menjadikan kita
sebagai insan yang selalu istiqamah menjalankan sholat shubuh..
Aamiin Ya Rabbal 'Alamin...
Senin, 20 Mei 2013
Sifat terpuji Rasulullah SAW
Kalau ada pakaian yang koyak, Rasulullah menambalnya sendiri tanpa
perlu menyuruh isterinya. Beliau juga memerah susu kambing untuk
keperluan keluarga maupun untuk dijual.
Setiap kali pulang ke
rumah, bila dilihat tiada makanan yang sudah siap di masak untuk
dimakan, sambil tersenyum baginda menyingsing lengan bajunya untuk
membantu isterinya di dapur.
Sayidatina 'Aisyah menceritakan:”Kalau Nabi berada di rumah, beliau selalu membantu urusan rumahtangga. ”
Jika mendengar azan, beliau cepat-cepat berangkat ke masjid, dan cepat-cepat pulang kembali sesudah selesai sembahyang
Pernah baginda pulang pada waktu pagi. Tentulah baginda amat lapar
waktu itu. Tetapi dilihatnya tiada apa pun yang ada untuk sarapan. Yang
mentah pun tidak ada karena Sayidatina 'Aisyah belum ke pasar. Maka Nabi
bertanya, "Belum ada sarapan ya Khumaira?" (Khumaira adalah panggilan
mesra untuk Sayidatina 'Aisyah yang berarti 'Wahai yang
kemerah-merahan')
Aisyah menjawab dengan agak serba salah, "Belum ada apa-apa wahai Rasulullah."
Rasulullah lantas berkata, ”Kalau begitu aku puasa saja hari ini."
tanpa sedikit tergambar rasa kesal di wajahnya.
Pernah baginda bersabda, "sebaik-baik lelaki adalah yang paling baik dan lemah lembut terhadap isterinya."
Prihatin, sabar dan tawadhuknya baginda sebagai kepala keluarga.
Pada suatu ketika baginda menjadi imam solat. Dilihat oleh para
sahabat, pergerakan baginda antara satu rukun ke satu rukun yang lain
amat sukar sekali. Dan mereka mendengar bunyi menggerutup seolah-olah
sendi-sendi pada tubuh baginda yang mulia itu bergeser antara satu sama
lain. Sayidina Umar yang tidak tahan melihat keadaan baginda itu
langsung bertanya setelah selesai bersembahyang :
"Ya Rasulullah, kami melihat seolah-olah tuan menanggung penderitaan yang amat berat, tuan sakitkah ya Rasulullah?"
"Tidak, ya Umar. Alhamdulillah, aku sehat dan segar"
"Ya Rasulullah... mengapa setiap kali tuan menggerakkan tubuh,
kami mendengar seolah-olah sendi bergesekan di tubuh tuan?
Kami yakin engkau sedang sakit..." desak Umar penuh cemas.
Akhirnya Rasulullah mengangkat jubahnya.
Para sahabat amat terkejut. Perut baginda yang kempis, kelihatan
dililiti sehelai kain yang berisi batu kerikil, buat menahan rasa lapar.
Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi-bunyi halus setiap kali
bergeraknya tubuh baginda.
"Ya Rasulullah! Adakah bila tuan menyatakan lapar dan tidak punya makanan, kami tidak akan mendapatkannya buat tuan?"
Lalu baginda menjawab dengan lembut,
”Tidak para sahabatku. Aku tahu, apa pun akan engkau korbankan demi
Rasulmu. Tetapi apakah akan aku jawab di hadapan ALLAH nanti, apabila
aku sebagai pemimpin, menjadi beban kepada umatnya?" "Biarlah kelaparan
ini sebagai hadiah ALLAH buatku, agar umatku kelak tidak ada yang
kelaparan di dunia ini lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di Akhirat
kelak."
Baginda pernah tanpa rasa canggung sedikitpun makan
di sebelah seorang tua yang penuh kudis, miskin dan kotor. Hanya diam
dan bersabar bila kain rida'nya direntap dengan kasar oleh seorang Arab
Badwi hingga berbekas merah di lehernya.
Dan dengan penuh
rasa kehambaan baginda membasuh tempat yang dikencingi si Badwi di dalam
masjid sebelum menegur dengan lembut perbuatan itu.
Kecintaannya yang tinggi terhadap ALLAH swt dan rasa kehambaan dalam
diri Rasulullah saw menolak sama sekali rasa ketuanan. Seolah-olah
anugerah kemuliaan dari ALLAH tidak dijadikan sebab untuk merasa lebih
dari yang lain, ketika di depan umum maupun dalam keseorangan.
Ketika pintu Syurga telah terbuka, seluas-luasnya untuk baginda,
baginda masih berdiri di waktu-waktu sepi malam hari, terus-menerus
beribadah, hingga pernah baginda terjatuh, lantaran kakinya sudah
bengkak-bengkak. Fisiknya sudah tidak mampu menanggung kemahuan jiwanya
yang tinggi.
Ajarkan Doa Ini Untuk Istri Kita
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Aisyah binti Abu Bakar Ash-Shiddiq
radhiyallahu ‘ahuma adalah istri yang paling dicintai oleh Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa salam.
Meski demikian, saat beliau
shallallahu ‘alaihi wa salam wafat, beliau tidak mewariskan harta
kekayaan kepada Aisyah radhiyallahu ‘anha. Beliau hanya mewariskan ilmu
syariat dan akhlak pergaulan yang sangat berkesan bagi Aisyah
radhiyallahu ‘anha.
Di antara
ilmu yang beliau wariskan kepada Aisyah radhiyallahu ‘anha adalah
doa-doa penting untuk kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Dalam
sebuah hadits, Aisyah radhiyallahu ‘anha bercerita bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa salam mengajarkan kepadanya doa berikut ini yang
kami kutip dari arrahmah.com:
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu
seluruh kebaikan, yang disegerakan (di dunia) maupun yang diakhirkan (di
akhirat), yang saya ketahui maupun yang tidak saya ketahui.
Dan aku berlindung kepada-Mu dari seluruh keburukan, yang disegerakan
(di dunia) maupun yang diakhirkan (di akhirat), yang saya ketahui maupun
yang tidak saya ketahui.
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dari
kebaikan-kebaikan yang pernah dimintakan oleh hamba-Mu dan nabi-Mu
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam kepada-Mu.
Dan aku
berlindung kepada-Mu dari keburukan-keburukan yang hamba-Mu dan nabi-Mu
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam berlindung kepada-Mu darinya.
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu surga dan segala hal yang mendekatkan kepadanya, baik berupa ucapan maupun perbuatan.
Dan aku berlindung kepada-Mu dari neraka dan segala hal yang mendekatkan kepadanya, baik berupa ucapan maupun perbuatan.
Dan aku memohon kepada-Mu agar menjadikan setiap ketetapan (takdir)
yang Engkau tetapkan untukku sebagai (takdir) kebaikan.” (HR. Ahmad no.
25019, Ibnu Majah no. 3846, Ibnu Abi Syaibah no. 29345, Ibnu Hibban no.
869, Abu Ya’la no. 4473 dan Ath-Thahawi dalam Syarh Musykil Al-Atsar
no. 6026. Hadits shahih)
Sebuah doa yang sangat indah dan memuat semua hal yang kita butuhkan dalam kehidupan kita, di dunia maupun di akhirat kelak.
Jika kita seorang suami, sudah selayaknya kita ajarkan doa ini kepada istri kita.
Jika kita seorang istri, sudah selayaknya kita ajarkan doa ini kepada suami kita.
Jika kita seorang orang tua, sudah selayaknya kita ajarkan doa ini kepada anak kita.
Jika kita seorang anak, sudah selayaknya kita ajarkan doa ini kepada orang tua kita.
Jika kita seorang guru, sudah selayaknya kita ajarkan doa ini kepada murid kita.
Jika kita seorang muslim, sudah selayaknya kita ajarkan doa ini kepada sesama muslim.
MUKJIZAT PENCIPTAAN MATAHARI
Matahari adalah unit terbesar dari sistem tata surya kita. Matahari sangatlah panas dan mengandung gas yang selalu terbakar.
Di permukaannya selalu terjadi ledakan bagaikan jutaan bom atom yang
dijatuhkan tiap waktu. Ledakan ini menghasilkan lidah api raksasa yang
ukurannya 40 atau 50 kali lebih besar dari bumi kita.
Matahari seperti bola api raksasa yang memberikan panas dan cahaya yang
sangat besar dari permukaannya. Ruang angkasa, bagaimanapun, gelap
gulita. Bumi kita adalah salah satu bagian yang indah dari kegelapan
mutlak itu.
Dan, tidak ada unit lain selain matahari di tata
surya kita yang mampu menyinari dan menghangatkan bumi kita. Apabila
bukan dari matahari, maka akan terjadi malam selama-lamanya, dan setiap
daerah akan terselimuti es. Kehidupan dengan begitu akan mustahil, dan
kita pun tidak akan ada.
Panas yang diberikan matahari akan
sangat tinggi selama musim panas. Namun, matahari jaraknya jutaan
kilometer dari bumi, dan hanya 0,2 persen dari panasnya yang benar-benar
mencapai bumi. Sejak suhu di bumi bisa sangat tinggi, meskipun matahari
letaknya begitu jauh, bagaimana dengan suhu matahari itu sendiri?
Temperatur di permukaan matahari adalah 6.000 derajat Celcius, dan 12 juta derajat Celsius di dalamnya.
Allah telah menciptakan jarak yang sempurna antara bumi dan matahari.
Apabila jarak matahari lebih dekat dengan kita, maka semua yang ada di
bumi akan menguap dan terbakar. Begitu juga, apabila jaraknya lebih jauh
dari saat ini, maka semua daerah akan tertutupi es. Dengan begitu,
tentu saja, kehidupan akan mustahil.
Daerah kutub, daerah yang
mendapatkan panas paling sedikit dari matahari, secara permanen
diselimuti oleh es, sedangkan daerah ekuator, yang mendapatkan lebih
banyak panas, selalu panas.
Namun, perbedaan suhu antara kutub
dan ekuator ini yang menyebabkan terciptanya iklim moderat di bumi
secara keseluruhan, dan iklim inilah yang menyokong terwujudnya
kehidupan. Hal tersebut adalah salah satu tanda dari tidak terhitungnya
bukti cinta Allah kepada manusia.
Bila matahari lebih besar
atau lebih kecil, lebih jauh ataupun lebih dekat dengan bumi, maka
sangat tidak mungkin terjadi kehidupan di planet kita.
Bagaimanapun juga, Allah menciptakan matahari, bumi dan sistem tata
surya dengan sedemikian teraturnya agar kita dapat hidup dengan nyaman.
Di ayat lain dalam Alquran tertera bagaimana matahari dan bulan selalu
bergerak sesuai perintah Allah :
“Dan Dia menundukkan malam dan
siang, matahari dan bulan untukmu, dan bintang-bintang dikendalikan
dengan perintahNya. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang mengerti.” (Q.S.An-Nahl
(16):12)
Bumi akan berhenti berputar apabila orang muslim sudah tidak ada yang Sholat
Hajar Aswad merupakan Super Konduktor
Encyclopedia Americana menulis: “Sekiranya orang-orang Islam berhenti
melaksanakan thawaf ataupun sholat di muka bumi ini, niscaya akan
terhentilah perputaran bumi kita ini, karena rotasi dari super konduktor
yang berpusat di Hajar Aswad, tidak lagi memencarkan gelombang
elektromagnetik.
Menurut hasil penelitian dari 15 Universitas:
Menunjukkan Hajar Aswad adalah batu meteor yang mempunyai kadar logam
yang sangat tinggi, yaitu 23.000 kali dari baja yang ada.
Beberapa astronot yang mengangkasa melihat suatu sinar yang teramat
terang mememancar dari bumi dan setetlah diteliti ternyata bersumber
dari Bait Allah atau Ka’bah. Super konduktor itu adalah Hajar Aswad,
yang berfungsi bagai mikrofon yang sedang siaran dan jaraknya mencapai
ribuan mil jangkauan siarannya.
Prof Lawrence E Yoseph – Fl
Whiple menulis: “Sungguh kita berhutang besar kpd orang Islam, sholat,
tawaf dan tepat waktu menjaga super konduktor itu.” Subhanallah,
Alhamdulillah, Laa Illaha illallah, Allahu Akbar.
Betapa bergetar hati kita melihat dahsyatnya gerakan thawaf haji dan Umroh.
Senin, 13 Mei 2013
SUBHANALLAH! .. KEBESARAN ALLAH DI TELAPAK TANGAN KITA ...
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ...
Subhanallah .., Allahu Akbar .., tanda 99 (Asmaul Husna) ada pada
telapak tangan kita .. Tahukah sahabat, garis utama kedua telapak tangan
kita (pada umumnya manusia), bertuliskan angka dalam bahasa Arab yaitu :
|/\ pada telapak tangan kanan, artinya : 18 ..
dan /\| pada telapak tangan kiri, artinya : 81 ..
Jika kedua angka ini dijumlahkan, 18+81 = 99, 99 adalah jumlah nama/sifat Allah, Asmaul Husna yang terdapat dalam Al-Quran ...
Dan sesungguhnya kita (manusia) memang dihiasi oleh Allah dengan sifat2
tersebut namun tanpa Ke-Maha'an-Nya .. Seperti sifat Rahman (pengasih),
Rahim (Penyayang), Malik (Raja/Pemimpin) Khalik (pencipta) dan
seterusnya ...
Sesungguhnya Manusia adalah makhluk Allah yg
paling mulia ... yang merupakan sebuah pencerminan-Nya di Alam Semesta
Raya ini ...
... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati
kita yang telah lama terkunci ... Like Share kabar bahagia ini. Semoga
jadi pahala berlipat buat anda.
Jumat, 10 Mei 2013
10 Penghalang Keterkabulan Do’a
Seorang lelaki pernah mengadu kepada syekh Ibrahim bin Adham, “Mengapa
kami sering berdo’a namun do’a-do’a kami tak kunjung terkabul.” Syekh
yang zuhud itu menjawab,
1. “Karena kalian telah mengenal Allah SWT sebagai Tuhan kalian, tapi kalian tidak mentaati aturan-Nya.
2. Kalian telah memahami bahwa Rasul adalah (panutan hidup), tapi kalian enggan mengikuti jalan hidupnya.
3. Kalian tahu bahwa al Qur’an adalah pedoman hidup, tapi kalian tidak mengamalkan petunjuknya.
4. Kalian telah mengecap berbagai nikmat pemberian Allah SWT, tapi kalian jauh dari nilai kesyukuran.
5. Kalian merindukan surga, tapi kalian tak mau mengejarnya.
6. Kalian takut kepada neraka, tapi kalian tiada lari darinya.
7. Kalian tahu bahwa setan itu adalah musuh, tapi kalian tidak mau memeranginya dan bahkan kalian mengikuti ajakannya.
8. Kalian yakin bahwa kematian itu pasti (kedatangannya), tapi kalian tidak menyiapkan diri untuk menyambutnya.
9. Kalian telah banyak memakamkan jenazah, tapi kalian tidak mau mengambil pelajaran darinya.
10. Dan kalian mengabaikan aib diri sendiri, namun kalian sibuk mengumpulkan aib orang lain.”
Wallahu a’lam bishawab..
Makna Al-fatihah saat shalat
Kita smua sdh tahu bhw Surah Al-Fatihah terdiri dri 7 ayat, di turunkan
di Makkah, disbt Al-Fatihah (Pembukaan) krn surah inilah di mulainya
Al-Qur'an, jg dinamakan Ummul Kitab (induk KitaB), dan kita diwajibkan
membacanya setiap kali shalat, Al-Fatihah jg di namakan As-Sab'ul Masani
(7 yg ber-ulang2) krn ayatnya ada 7 dan di baca ber-ulang2.
Saat membaca surah Al-Fatihah pd wkt shalat, bnyk skali orang yg cara
membacanya ter-gesa2 tanpa spasi, dan se-akan2 ingin cepat selesai
shalatnya, padahal disaat kita selesai membaca satu ayat dari surah
Al-Fatihah, Allah menjawab setiap ucapan kita, maka dari itu kita hrs
berhenti setiap selesai membaca satu ayat.
Dlm Sebuah Hadits Qudsi Allah SWT berfirman : "Aku membagi shalat menjadi dua bagian, utk Aku dan utk hamba-Ku".
•Artinya: tiga ayat diatas Iyyaka Na'budu Wa iyyaka nasta'in adalah hak
Allah, dan tiga ayat kebawahnya adalah urusan hamba-Nya.
»Ktika Kita mengucapkan "Alhamdulillahi Rabbil 'alamin". •Allah menjawab: "Hamba-Ku telah memuji-Ku".
»Ktika kita mengucapkan "Ar-Rahmanir-Rahim"...
•Allah menjawab: "Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku".
»Ktika kita mengucapkan "Maliki yaumiddin"...Allah menjawab :"Hamba-Ku memuja-Ku"
»Ktika kita mengucapkan “Iyyaka na’ budu wa iyyaka nasta’in”...
•Allah menjawab: “Inilah perjanjian antara Aku dan hamba-Ku”.
»Ktika kita mengucapkan “Ihdinash shiratal mustaqiim, Shiratalladzina
an’amta alaihim ghairil maghdhubi alaihim waladdhooliin.”...
•Allah menjawab: “Inilah perjanjian antara Aku dan hamba-Ku.. Akan Ku penuhi yang ia minta.”
(H.R. Muslim dan At-Turmudzi)
Berhentilah sejenak setelah membaca setiap satu ayat... Rasakanlah
jawaban indah dari Allah krn Allah sedang menjawab ucapanmu..
Selanjutnya ucapkanlah "Aamiin" dgn ucapan yang lembut, sebab malaikatpun sedang mengucapkan hal yg sama dgn kita.
Barang siapa yg ucapan “Aamiin-nya” bersamaan dgn para malaikat, maka Allah akan memberikan ampunan kepada-Nya.”
Sumber: Sucikan Hati Dari Penyakit Hati.
Selasa, 07 Mei 2013
Jika Waktu Ayah Bisa Dibeli
Ada
seorang ayah setelah pulang dari kantor hari sudah larut malam, dengan
perasaan sangat lelah dan kesal sekali dia masuk ke dalam rumah, dia
menemukan anaknya yang baru berusia lima tahun duduk bersandar di atas
kursi sedang menunggunya.
“Ayah, apakah saya boleh mengajukan satu pertanyaan?” tanya anak itu penuh harap.
“Tentu saja boleh, apa yang ingin kau tanyakan?” balas sang ayah.
“Mmm…..Berapa upah ayah bekerja setiap jamnya?”
“Wah, masalah seperti ini tidak perlu dipertanyakan. Mengapa tiba-tiba
menanyakan hal ini?” Ayahnya menjawab dengan nada sedikit gusar.
“Ayah, saya hanya ingin mengetahui, berapa upah Ayah per jam? Tolong beritahu saya…”
Dengan nada suara yang agak gemetaran anak tersebut memohon dengan sangat.
“Baiklah! Kalau kamu merasa harus mengetahuinya, upah ayah setiap jamnya lima puluh ribu rupiah.”
“Uhh….” Anak kecil tersebut menundukkan kepala dan berpikir sejenak,
kemudian melanjutkan berkata, “Ayah, bolehkah saya meminjam uang sebesar
lima puluh ribu rupiah?”
Kesabaran ayah anak itu telah habis,
dengan nada keras dia menegur, “Jika kamu menanyakan persoalan ini hanya
ingin meminjam uang untuk membeli mainan atau benda lain yang sama
sekali tidak ada gunanya itu, maka sebaiknya kamu sekarang segera
kembali ke kamar! Coba pikirkan mengapa kamu hanya mementingkan diri
sendiri. Ayah setiap hari bekerja lembur dengan susah payah untuk
memberikan nafkah kepada kalian, tidak ada waktu yang berlebihan untuk
permainan semacam ini!”
Akhirnya dengan tertunduk lesu anak tersebut masuk ke dalam kamar tidurnya dan menutup pintu kamar.
Setelah duduk di atas kursi, si Ayah memikirkan kembali pertanyaan anaknya, semakin dipikir semakin menjadi jengkel.
“Beraninya dia menanyakan hal tersebut hanya demi meminjam uang?” Dalam hati ayah tersebut terus berpikir.
Namun lewat satu jam kemudian, pada akhirnya si Ayah bisa menenangkan
diri. Dia mulai berpikir, “Mungkin sikap saya terlalu keras terhadap
anak itu, atau mungkin dia seharusnya menggunakan uang lima puluh ribu
tersebut untuk membelikan barang yang benar-benar dia inginkan, agar
tidak sering-sering lagi minta uang kepadaku.”
Karena itu sang ayah pergi ke kamar anaknya dan mengetuk pintu kamar sambil bertanya, “Anakku, apakah kamu sudah tidur?”
“Belum, Ayah. Saya masih terjaga……” sahut anak itu lirih.
“Ayah baru saja berpikir, mungkin ayah terlalu keras terhadapmu….” Ayah
tersebut melanjutkan berkata, “Maafkan Ayah yang telah meluapkan
kekesalan dalam hati! Ini Ayah berikan uang yang kau kehendaki……” kata
si Ayah sambil menyodorkan uang itu pada anaknya.
Dengan
tersenyum simpul anak tersebut duduk di atas ranjang sambil berteriak
girang, “Terima kasih ayah!”. Anak itu lalu mengeluarkan uang kertas
yang sudah lusuh serta uang receh dari bawah bantalnya.
Si Ayah
yang melihat anaknya telah memiliki uang sebesar itu, dan masih juga
meminta uang kepadanya, hampir membuat kejengkelannya meluap lagi.
Dengan hati-hati anak itu menghitung uangnya, “Seribu, sepuluh ribu,
dua puluh lima ribu, empat puluh ribu…… lima puluh ribu……” gumamnya
menghitung uang receh yang dia miliki. Ketika genap seratus ribu, dengan
mata berbinar dia memandang ke ayahnya.
Baru saja ingin
mengatakan sesuatu, si Ayah sudah tidak bisa menahan kejengkelannya,
dengan nada gusar dia bertanya, “Kamu telah mempunyai uang sebanyak itu,
mengapa masih juga meminta lagi?”
“Karena…uang saya…….tak mencukupi….tetapi…. tapi….. sekarang sudah mencukupi…..”
Dengan terbata-bata anak tersebut melanjutkan perkataannya, “Ayah,
sekarang saya sudah mempunyai uang sebanyak seratus ribu, bolehkah saya
membeli waktu Ayah selama dua jam? Karena besok saya sangat ingin sekali
makan malam bersama ayah……”
Mata jernih anak tersebut berlinangan air mata, sedangkan di dalam hati sang ayah penuh dengan penyesalan……
Kebenaran Surat Ar-Rahman 19-20: Dua Laut yang Tidak Pernah Bercampur
Surat
Ar-Rahman adalah surat yang “ajaib” menurut saya, karena di dalamnya
Tuhan berulangkali menjelaskan “Maka, nikmat Tuhanmu mana lagi yang kamu
dustakan?”.
“Dia
membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara
keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.” (Q.S.
Ar-Rahman:19-20)
Inilah foto tersebut, yang memperlihatkan aliran dua lautan yang tidak pernah bercampur, seolah-olah ada sekat atau dinding yang memisahkannya.
Subhanallah, Maha Besar Allah Yang Maha Agung. Ternyata air laut yang tidak bercampur itu benar-benar ada. Saya sudah sering membaca ayat tersebut, tapi masih belum tahu di mana gerangan air laut yang tidak pernah bercampur itu. Ayat lain yang menceritakan fenomena yang sama terdapat pada Surat Al-Furqan ayat 53 yang berbunyi:
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S. Al-Furqaan:53)
Dua lautan yang tidak bercampur itu terletak di Selat Gibraltar, selat yang memisahkan benua Afrika dan Eropa, tepatnya antara negera Maroko dan Spanyol
Dari hasil googling di internet, menemukan penjelasan ilmiah tentang laut tersebut. Berikut hasil kutipan saya saya dari berbagai sumber di internet:
Arus Selat Gibraltar memang sangat besar di bagian bawahnya. Hal ini dikarenakan perbedaan suhu, kadar garam, dan kerapatan air (density)nya. Air laut di Laut Tengah (Mediterania) memiliki kerapatan dan kadar garam yang lebih tinggi dari air laut yang ada di Samudera Atlantik. Menurut sifatnya, air akan bergerak dari kerapatan tinggi ke daerah dengan kerapatan air yang lebih rendah. Sehingga arus di selat Gibraltar bergerak ke barat, menuju Samudera Atlantik. Lalu apakah air ini akan bercampur dengan air di Samudera Atlantik?
TIDAK!. Lho?? Ternyata ketika air laut dari Laut Tengah menuju Samudera Atlantik, mereka tidak mencampur. Seakan ada sekat yang memisahkan kedua jenis air ini. Bahkan batas antara kedua air dari dua buah laut ini sangat jelas. Air laut dari Samudera Atlantik berwarna biru lebih cerah. Sedangkan air laut dari Laut Tengah berwarna lebih gelap. Inilah keajaiban alam. Tidak hanya itu yang aneh dari perilaku dari kedua air laut ini. Ternyarta, air laut dari laut Tengah yang tidak mau bercampur dengan air laut dari Samudera Atlantik ini menyusup dibawah air laut yang berasal dari Samudera Atlantik. Air dari Laut Tengah ini menyusup di bawah air dari Samudera Atlantik di bawah kedalaman 1000 meter dari permukaan Samudera Atlantik.
Al-Quran sudah menyebutkan fenomena ini 15 abad yang lalu, dan ilmu pengetahuan modern mengungkapkannya pada abad 20.
Maka, nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan? Maha benar Allah Yang Maha Agung.
Inilah foto tersebut, yang memperlihatkan aliran dua lautan yang tidak pernah bercampur, seolah-olah ada sekat atau dinding yang memisahkannya.
Subhanallah, Maha Besar Allah Yang Maha Agung. Ternyata air laut yang tidak bercampur itu benar-benar ada. Saya sudah sering membaca ayat tersebut, tapi masih belum tahu di mana gerangan air laut yang tidak pernah bercampur itu. Ayat lain yang menceritakan fenomena yang sama terdapat pada Surat Al-Furqan ayat 53 yang berbunyi:
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S. Al-Furqaan:53)
Dua lautan yang tidak bercampur itu terletak di Selat Gibraltar, selat yang memisahkan benua Afrika dan Eropa, tepatnya antara negera Maroko dan Spanyol
Dari hasil googling di internet, menemukan penjelasan ilmiah tentang laut tersebut. Berikut hasil kutipan saya saya dari berbagai sumber di internet:
Arus Selat Gibraltar memang sangat besar di bagian bawahnya. Hal ini dikarenakan perbedaan suhu, kadar garam, dan kerapatan air (density)nya. Air laut di Laut Tengah (Mediterania) memiliki kerapatan dan kadar garam yang lebih tinggi dari air laut yang ada di Samudera Atlantik. Menurut sifatnya, air akan bergerak dari kerapatan tinggi ke daerah dengan kerapatan air yang lebih rendah. Sehingga arus di selat Gibraltar bergerak ke barat, menuju Samudera Atlantik. Lalu apakah air ini akan bercampur dengan air di Samudera Atlantik?
TIDAK!. Lho?? Ternyata ketika air laut dari Laut Tengah menuju Samudera Atlantik, mereka tidak mencampur. Seakan ada sekat yang memisahkan kedua jenis air ini. Bahkan batas antara kedua air dari dua buah laut ini sangat jelas. Air laut dari Samudera Atlantik berwarna biru lebih cerah. Sedangkan air laut dari Laut Tengah berwarna lebih gelap. Inilah keajaiban alam. Tidak hanya itu yang aneh dari perilaku dari kedua air laut ini. Ternyarta, air laut dari laut Tengah yang tidak mau bercampur dengan air laut dari Samudera Atlantik ini menyusup dibawah air laut yang berasal dari Samudera Atlantik. Air dari Laut Tengah ini menyusup di bawah air dari Samudera Atlantik di bawah kedalaman 1000 meter dari permukaan Samudera Atlantik.
Al-Quran sudah menyebutkan fenomena ini 15 abad yang lalu, dan ilmu pengetahuan modern mengungkapkannya pada abad 20.
Maka, nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan? Maha benar Allah Yang Maha Agung.
Senin, 06 Mei 2013
Sepucuk Surat Dari Ayah
Renungan.. Sempatkan untuk membaca
Aku tuliskan surat ini atas nama rindu yang besarnya hanya Allah yang
tahu. Sebelum kulanjutkan, bacalah surat ini, surat seorang ayah kepada
seorang buah hatinya.
Nak, menjadi ayah itu indah dan mulia.
Besar kecemasanku menanti kelahiranmu dulu belum hilang hingga saat ini.
Kecemasan yang indah karena ia didasari sebuah cinta. Sebuah cinta yang
telah terasakan bahkan ketika yang dicintai belum sekalipun kutemui.
Nak, menjadi ayah itu mulia. Bacalah sejarah Nabi-Nabi dan Rasul dan
temukanlah betapa nasehat yang terbaik itu dicatat dari dialog seorang
ayah dengan anak-anaknya.
Meskipun demikian, ketahuilah Nak,
menjadi ayah itu berat dan sulit. Tapi kuakui, betapa sepanjang masa
kehadiranmu di sisiku, aku seperti menemui keberadaanku, makna
keberadaanmu, dan makna tugas kebapakanku terhadapmu. Sepanjang masa
keberadaanmu adalah salah satu masa terindah dan paling aku banggakan di
depan siapapun. Bahkan di hadapan Tuhan, ketika aku duduk berduaan
berhadapan dengan-Nya, hingga saat usia senja ini.
Nak, saat
pertama engkau hadir, kucium dan kupeluk engkau sebagai buah cintaku dan
ibumu. Sebagai bukti, bahwa aku dan ibumu tak lagi terpisahkan oleh
apapun jua.
Tapi seiring waktu, ketika engkau suatu kali telah
mampu berkata:"TIDAK", timbul kesadaranku siapa engkau sesungguhnya.
Engkau bukan milikku, atau milik ibumu Nak. Engkau lahir bukan karena
cintaku dan cinta ibumu. Engkau adalah milik Tuhan. Tak ada hak
kumenuntut pengabdian darimu. Karena pengabdianmu semata-mata seharusnya
hanya untuk Tuhan.
Nak, sedih, pedih dan terhempaskan rasanya
menyadari siapa sebenarnya aku dan siapa engkau. Dan dalam waktu panjang
di malam-malam sepi, kusesali kesalahanku itu sepenuh -penuh air mata
di hadapan Tuhan. Syukurlah, penyesalan itu mencerahkanku.
Sejak saat itu Nak, satu-satunya usahaku adalah mendekatkanmu kepada
pemilikmu yang sebenarnya. Membuatmu senantiasa berusaha memenuhi
keinginan pemilikmu. Melakukan segala sesuatu karena Nya, bukan karena
kau dan ibumu. Tugasku bukan membuatmu di kagumi orang lain, tapi agar
engkau di kagumi dan di cintai Allah.
Inilah usaha terberatku
Nak, karena artinya aku harus lebih dulu memberi contoh kepadamu dekat
dengan Tuhan. Keinginanku harus lebih dulu sesuai dengan keinginan
Allah. Agar perjalananmu mendekati-Nya tak lagi terlalu sulit.
Kemudian, kitapun memulai perjalanan itu berdua, tak pernah engkau
kuhindarkan dari kerikil tajam dan lumpur hitam. Aku cuma menggeng-gam
jemarimu dan merapatkan jiwa kita satu sama lain. Agar dapat kau rasakan
perjalanan ruhaniah yang sebenarnya.
Saat engkau mengeluh
letih berjalan, kukuatkan engkau karena kita memang tak boleh berhenti.
Perjalanan mengenal Allah tak kenal letih dan berhenti, Nak. Berhenti
berarti mati, inilah kata-kata ku tiap kali memeluk dan menghapus air
matamu, ketika engkau hampir putus asa.
Akhirnya Nak, kalau
nanti, ketika semua manusia dikumpulkan di hadapan Tuhan, dan kudapati
jarakku amat jauh dari-Nya, aku akan ikhlas. Karena seperti itulah aku
di dunia. Tapi, kalau boleh aku berharap, aku ingin saat itu aku
melihatmu dekat dengan Allah. Aku akan bangga Nak, karena itulah bukti
bahwa semua titipan bisa kita kembalikan kepada pemiliknya. Dari ayah
yang senantiasa merindukanmu
Jenazah Yang Begitu Wangi Dari Seorang Istri Sholehah
istri Yaqin masih sangat muda, sekitar 19 tahun. Sedangkan usia Yaqin
waktu itu sekitar 23 tahun. Tetapi mereka sudah berkomitmen untuk
menikah.
Istrinya Yaqin cantik, putih, murah senyum dan tutur
katanya halus. Tetapi kecantikannya tertutup sangat rapi. Dia juga hafal
Al-Qur’an di usia yang relatif sangat muda , Subhanallah…
Sejak awal menikah, ketika memasuki bulan kedelapan di usia pernikahan
mereka, istrinya sering muntah-muntah dan pusing silih berganti… Awalnya
mereka mengira “morning sickness” karena waktu itu istrinya hamil muda.
Akan tetapi, selama hamil bahkan setelah melahirkanpun istrinya masih
sering pusing dan muntah-muntah. Ternyata itu akibat dari penyakit
ginjal yang dideritanya.
Satu bulan terakhir ini, ternyata penyakit yang diderita istrinya semakin parah..
Yaqin bilang, kalau istrinya harus menjalani rawat inap akibat sakit
yang dideritanya. Dia juga menyampaikan bahwa kondisi istrinya semakin
kurus, bahkan berat badannya hanya 27 KG. Karena harus cuci darah setiap
2 hari sekali dengan biaya jutaan rupiah untuk sekali cuci darah.
Namun Yaqin tak peduli berapapun biayanya, yang terpenting istrinya bisa sembuh.
Pertengahan bulan Ramadhan, mereka masih di rumah sakit. Karena, selain
penyakit ginjal, istrinya juga mengidap kolesterol. Setelah
kolesterolnya diobati, Alhamdulillah sembuh. Namun, penyakit lain muncul
yaitu jantung. Diobati lagi, sembuh… Ternyata ada masalah dengan
paru-parunya. Diobati lagi, Alhamdulillah sembuh.
Suatu ketika ,
Istrinya sempat merasakan ada yang aneh dengan matanya. “Bi, ada apa
dengan pandangan Ummi?? Ummi tidak dapat melihat dengan jelas.” Mereka
memang saling memanggil dengan “Ummy” dan ” Abi” . sebagai panggilan
mesra. “kenapa Mi ?” Yaqin agak panik “Semua terlihat kabur.” Dalam
waktu yang hampir bersamaan, darah tinggi juga menghampiri dirinya…
Subhanallah, sungguh dia sangat sabar walau banyak penyakit dideritanya…
Selang beberapa hari, Alhamdulillah istri Yaqin sudah membaik dan diperbolehkan pulang.
Memasuki akhir Ramadhan, tiba-tiba saja istrinya merasakan sakit yang
luar biasa di bagian perutnya, sangat sakiiit. Sampai-sampai dia tidak
kuat lagi untuk melangkah dan hanya tergeletak di paving depan rumahnya.
“Bi, tolong antarkan Ummi ke rumah sakit ya..” pintanya sambil memegang perutnya…
Yaqin mengeluh karena ada tugas kantor yang harus diserahkan esok
harinya sesuai deadline. Akhirnya Yaqin mengalah. Tidak tega rasanya
melihat penderitaan yang dialami istrinya selama ini.
Sampai di
rumah sakit, ternyata dokter mengharuskan untuk rawat inap lagi. Tanpa
pikir panjang Yaqin langsung mengiyakan permintaan dokter.
“Bi, Ummi ingin sekali baca Al-Qur’an, tapi penglihatan Ummi masih kabur. Ummi takut hafalan Ummi hilang.”
“Orang sakit itu berat penderitaannya Bi. Disamping menahan sakit, dia
juga akan selalu digoda oleh syaitan. Syaitan akan berusaha sekuat
tenaga agar orang yang sakit melupakan Allah. Makanya Ummi ingin sekali
baca Al-Qur’an agar selalu ingat Allah.
Yaqin menginstal
ayat-ayat Al-Qur’an ke dalam sebuah handphone. Dia terharu melihat
istrinya senang dan bisa mengulang hafalannya lagi, bahkan sampai
tertidur. Dan itu dilakukan setiap hari.
“Bi, tadi malam Ummi
mimpi. Ummi duduk disebuah telaga, lalu ada yang memberi Ummi minum.
Rasanya enaaak sekali, dan tak pernah Ummi rasakan minuman seenak itu.
Sampai sekarangpun, nikmatnya minuman itu masih Ummi rasakan”
“Itu tandanya Ummi akan segera sembuh.” Yaqin menghibur dirinya sendiri,
karena terus terang dia sangat takut kehilangan istri yang sangat
dicintainya itu.
Yaqin mencoba menghibur istrinya. “Mi… Ummi
mau tak belikan baju baru ya?? Mau tak belikan dua atau tiga?? Buat
dipakai lebaran.”
“Nggak usah, Bi. Ummi nggak ikut lebaran kok”
jawabnya singkat. Yaqin mengira istrinya marah karena sudah hampir
lebaran kok baru nawarin baju sekarang.
“Mi, maaf. Bukannya Abi nggak mau belikan baju. Tapi Ummi tahu sendiri kan, dari kemarin-kemarin Abi sibuk merawat Ummi.”
“Ummi nggak marah kok, Bi. Cuma Ummi nggak ikut lebaran. Nggak apa-apa kok Bi.”
”Oh iya Mi, Abi beli obat untuk Ummi dulu ya…??” Setelah cukup lama
dalam antrian yang lumayan panjang, tiba-tiba dia ingin menjenguk
istrinya yang terbaring sendirian. Langsung dia menuju ruangan istrinya
tanpa menghiraukan obat yang sudah dibelinya.
Tapi betapa terkejutnya dia ketika kembali . Banyak perawat dan dokter yang mengelilingi istrinya.
“Ada apa dengan istriku??.” tanyanya setengah membentak. “Ini pak,
infusnya tidak bisa masuk meskipun sudah saya coba berkali-kali.” jawab
perawat yang mengurusnya.
Akhirnya, tidak ada cara lain selain
memasukkan infus lewat salah satu kakinya. Alat bantu pernafasanpun
langsung dipasang di mulutnya.
Setelah perawat-perawat itu
pergi, Yaqin melihat air mata mengalir dari mata istrinya yang terbaring
lemah tak berdaya, tanpa terdengar satu patah katapun dari bibirnya.
“Bi, kalau Ummi meninggal, apa Abi akan mendoakan Ummi?” “Pasti Mi…
Pasti Abi mendoakan yang terbaik untuk Ummi.” Hatinya seakan berkecamuk.
“Doanya yang banyak ya Bi”, “Pasti Ummi” “Jaga dan rawat anak kita
dengan baik.”
Tiba-tiba tubuh istrinya mulai lemah, semakin
lama semakin lemah. Yaqin membisikkan sesuatu di telinganya, membimbing
istrinya menyebut nama Allah. Lalu dia lihat kaki istrinya bergerak
lemah, lalu berhenti. Lalu perut istrinya bergerak, lalu berhenti.
Kemudian dadanya bergerak, lalu berhenti. Lehernya bergerak, lalu
berhenti. Kemudian matanya…. Dia peluk tubuh istrinya, dia mencoba untuk
tetap tegar. Tapi beberapa menit kemudian air matanya tak mampu ia
bendung lagi.
Setelah itu, Yaqin langsung menyerahkan semua
urusan jenazah istrinya ke perawat. Karena dia sibuk mengurus
administrasi dan ambulan. Waktu itu dia hanya sendiri, kedua orang
tuanya pulang karena sudah beberapa hari meninggalkan cucunya di rumah.
Setelah semuanya selesai, dia kembali ke kamar menemui perawat yang
mengurus jenazah istrinya.
“Pak, ini jenazah baik.” kata
perawat itu. Dengan penasaran dia balik bertanya. “Dari mana ibu
tahu???” “Tadi kami semua bingung siapa yang memakai minyak wangi di
ruangan ini?? Setelah kami cari-cari ternyata bau wangi itu berasal dari
jenazah istri bapak ini.” “Subhanalloh…”
Tahukah sahabatku,…
Apa yang dialami oleh istri Yaqin saat itu? Tahukah sahabatku, dengan
siapa ia berhadapan? Kejadian ini mengingatkan pada suatu hadits
“Sesungguhnya bila seorang yang beriman hendak meninggal dunia dan
memasuki kehidupan akhirat, ia didatangi oleh segerombol malaikat dari
langit. Wajah mereka putih bercahaya bak matahari. Mereka membawa kain
kafan dan wewangian dari surga. Selanjutnya mereka akan duduk sejauh
mata memandang dari orang tersebut. Pada saat itulah Malaikat Maut
‘alaihissalam menghampirinya dan duduk didekat kepalanya. Setibanya
Malaikat Maut, ia segera berkata: “Wahai jiwa yang baik, bergegas
keluarlah dari ragamu menuju kepada ampunan dan keridhaan Allah”. Segera
ruh orang mukmin itu keluar dengan begitu mudah dengan mengalir
bagaikan air yang mengalir dari mulut guci. Begitu ruhnya telah keluar,
segera Malaikat maut menyambutnya. Dan bila ruhnya telah berada di
tangan Malaikat Maut, para malaikat yang telah terlebih dahulu duduk
sejauh mata memandang tidak membiarkanya sekejap pun berada di tangan
Malaikat Maut. Para malaikat segera mengambil ruh orang mukmin itu dan
membungkusnya dengan kain kafan dan wewangian yang telah mereka bawa
dari surga. Dari wewangian ini akan tercium semerbak bau harum, bagaikan
bau minyak misik yang paling harum yang belum pernah ada di dunia.
Selanjutnya para malaikat akan membawa ruhnya itu naik ke langit.
Tidaklah para malaikat itu melintasi segerombolan malaikat lainnya,
melainkan mereka akan bertanya: “Ruh siapakah ini, begitu harum.”
Malaikat pembawa ruh itupun menjawab: Ini adalah arwah Fulan bin Fulan
(disebut dengan namanya yang terbaik yang dahulu semasa hidup di dunia
ia pernah dipanggil dengannya).” (HR Imam Ahmad, dan Ibnu Majah).
“Sungguh sangat singkat kebersamaan kami di dunia ini , akan tetapi
sangat banyak bekal yang dia bawa pulang. Biarlah dia bahagia di sana”
Air matapun tak terasa mengalir deras dari pipi Yaqin.
Subhanallah…
Cinta ayah terhadap anak perempuannya
Alkisah, ada seorang anak tunggal, ia cerdas namun sangat manja yang tinggal hanya berdua degan ayahnya..
Suatu saat ketika menjelang UN SMA sang ayah berkata “nak, jika km menjadi yang nomor 1, hadiah apa yang kamu inginkan?”
Sang anak menjawab “aku mw mobil ayah, aku malu dengan teman2 ku,
mereka membawa mobil yang bagus tapi aku hanya membawa sebuah motor”
Lantas ayahnya tersenyum dan menyanggupi permintaan sang anak, sang anakpun sangat bahagia.
Maka setelah itu ia belajar dengan sungguh2, dan ternyata nilainya
menjadi yg tertinggi di kotanya. Ia pun bangga dan segera pulang untuk
menagih janji ayahnya..
“ayah, ku telah memenuhi keinginanmu, apakah ku mendapatkan sebuah mobil?”
“ya nak, mobilmu ada di meja belajarmu..”
Sang anak segera menuju kamar dgn terheran heran, namun ketika dikamar
ia hanya menemukan alquran di mejamnya dengan secarik kertas bertuliskan
“inilah mobilmu, buka dan bacalah..”
Merasa dikhianati, tanpa
pikir panjang ia membentak bentak ayahnya dan membanting alquran
tersebut dan pergi dengan smw peralatan miliknya. lebih kurang 15 tahun
kemudian saat sang anak telah menjadi seorang yg sangat mapan hidupnya
tiba-tiba pulang karena terfikir terus tentang ayahnya yg sudah 15 tahun
ia tinggalkan. Ketika sampai dirumah.. Ia heran rumah telah sepi.
Lantas ia mengetahui dari tetangga bahwa sang ayah telah wafat 1
setengah bulan yg lalu.. setelah mendengar cerita panjang lebar dari
tetangganya ia pun masuk kerumah itu lalu melihat keadaan rumahnya yang
cukup tidak keurus karena hanya ayahnya sendirian lah yang tinggal, dan
ketika ia memasuki kamarnya ia melihat sebuah alquran yang dulu ia
banting berada kmbali di meja tersebut. Sama seperti pertama, ia membaca
tulisan yang menyuruh ia membuka alquran itu.
Setelah ia
membuka halaman demi halaman, tiba-tiba ia terjatuh dan menangis penuh
penyesalan, karena ia menemukan sebuah surat. “anakku, selamat kamu
memang yang terbaik. Ayah bangga padamu.. Ayah telah membelikanmu mobil
baru tapi sbgai kejutan, ambilah di rumah pamanmu, dan ayah sengaja
menaruhnya dalam alquran karena janganlah km terbuai oleh dunia karena
alquran adl hadiah terindah dr Allah..
saya gak bisa
menyimpulkan apa makna yang terdapat dalam cerita tersebut, tapi saya
yakin jika kalian semua bisa mengambil banyak hikmah dan pelajaran dari
sebuah cerita yang cukup singkat ini....
Minggu, 05 Mei 2013
Sejarah Nabi Muhammad SAW
Lagi-lagi sebuah sejarah
dilupakan, seakan-akan mereka tidak pernah tahu atau mungkin tidak mau tahu,
ini adalah sejarah yang tak boleh dilupakan, karena inilah sebab awal
penciptaan dan akhir penciptaan, ia bermula 14 abad yang lalu di sebuah kota
kecil, sebuah kota yang panas dan tandus yang dipenuhi dengan penyembahan
terhadap kayu-kayu dan batu-batu yang tak dapat berbuat apa-apa dan juga
disana terdapat sebuah kotak hitam yang dikelilingi oleh “berhala-berhalaâ€
yang sekarang telah berubah wujud tapi memiliki wujud “berhala†yang sama.
Sungguh tak terpikirkan betapa bodoh manusia zaman itu, ialah sebuah jazirah
yang disebut jazirah Arabia, perbuatan buruk dan haram, perampokan,
pembunuhan bayi,minum-minuman keras, yang memusnahkan segala kebajikan dan
moral menempatkan masyarakat jazirah Arabia ini dalam situasi kemerosotan
yang luar biasa. Mereka terpecah-pecah menjadi kabilah-kabilah (bani/kaum).
I. Kelahiran Sang Nabi
Pada saat yang sangat kritis ini
muncullah sebuah bintang pada malam yang gelap gulita, sinarnya semakin
terang membuat malam menjadi terang benderang, ia bukan bintang yang biasa,
tapi bintang yang sangat luar biasa, bahkan matahari di siang haripun malu
menampakkan sinarnya karena bintang ini adalah maha bintang yang
terlahirkan ke muka bumi, ialah cahaya
dalam kegelapan, ia adalah cahaya di dalam dada, ia dikenal dengan Nama
Muhammad, menurut sejarawan bintang ini tepat terlahir tanggal 17 Rabi’ul Awwal
(12 Rabi’ul awwal menurut mazhab sunni) 570 M, bintang ini tak pernah padam
walaupun 14 abad setelah ketiadaannya, bahkan ia semakin terang dan semakin
terang, dari bintang ini terlahir 13 bintang yang lain, yang selalu menjadi
hujjah bagi bintang-bintang yang sulit bersinar lainnya di setiap zamannya.
Ia memiliki silsilah yang berhubungan langsung dengan jawara Tauhid melalui
anaknya Ismail AS, yang dilahirkan melalui rahim-rahim suci dan terpelihara
dari perbuatan-perbuatan mensekutukan Tuhan. Ia begitu suci sehingga Tuhan
memerintahkan kepada Para Malaikat dan Jin untuk bersujud kepada Adam, karena
cahayanya dibawa oleh Adam AS untuk disampaikan kepada maksud, ia adalah
rencana Tuhan yang teramat besar yang langit dan bumi pun tak kan sanggup
memikulnya.
Peristiwa kelahiran sang bintang dipenuhi dengan
kejadian-kejadian yang luarbiasa, dimulai dengan peristiwa padamnya api “abadi†di kerajaan Persia,
hancurnya sesembahan batu di sana, dan penyerangan pasukan bergajah untuk
menghancurkan Ka’bah, yang di kemudian hari menjadi kiblat baginya dan
ummatnya sampai akhir zaman, namun tentara yang besar ini dihancurkan oleh
burung-burung yang dikirimkan oleh Sang Pemilik kiblat (Ka’bah), karenanya
tahun ini dinamakan tahun Gajah. Sudah menjadi tradisi kelahiran manusia luar
biasa harus juga didahului peristiwa yang luar biasa. Muhammad namanya,
ayahnya bernama Abdullah, Ibundanya
Aminah, kedua orang tuanya berasal dari silsilah yang mulia yang merupakan
keturunan Jawara Tauhid (Ibrahim AS). Abdullah lahir kedunia hanya untuk
membawa nur Muhammad dan “meletakkannya†ke dalam rahim Aminah, Sang isteri
saat itu mengandung (2 bulan) bayi yang kelak menjadi manusia besar. Setelah lama kepergian sang suami, sang
isteri merasakan kesepian yang amat dalam, walaupun suaminya selalu berkirim
surat. Namun pada saat lain surat tidak lagi ia terima, begitu riang hatinya
ternyata ia melihat rombongan dagang suaminya telah pulang, tapi Ia amat
terkejut karena tak dilihatnya suaminya, datanglah seseorang dari rombongan
tersebut yang menyampaikan berita kepada Aminah, mulutnya begitu berat untuk
mengucapkan kata – kata ini kepada wanita ini, ia tidak sanggup
mengutarakannya, namun akhirnya terucap juga bahwa sang suami telah berpulang
ke hadirat Allah Swt dan dimakamkan di abwa.
Begitu goncang hatinnya mendengarkan hal ini, tak
sanggup menahan tangisnya, ia menangis menahan sedih dan tak makan
beberapa hari, namun ia bermimpi, dalam mimpinya seorang wanita datang
dan berkata kepadanya agar ia menjaga bayi dalam janinnya dengan baik – baik.
Ia berulang kali bermimpi bertemu dengan wanita tersebut yang ternyata adalah
Maryam binti Imran (Ibu Isa as). Dalam mimpinya sang wanita mulia ini berkata
: “Kelak bayi yang ada didalam rahimmu
akan menjadi manusia paling mulia sejagat raya, maka jagalah ia baik – baik
hingga kelahirannya.
Saat
ayahanda Muhammad yang mulia ini Wafat dalam usia 20 tahun (riwayat
lain – 17 tahun), sang bintang kita ini sedang berada dalam kandungan ibunya,
beberapa tahun kemudian Bunda Sang bintang menyusul suaminya dan dimakamkan
di Abwa juga. Muhammad dibawa pulang oleh Ummu Aiman dan diasuh oleh
kakeknya, belum lagi hilang duka setelah ditinggal Sang Bunda, ia pun harus
kehilangan kakeknya ketika umurnya belum lagi menginjak delapan tahun.
Setelah kepergian sang kakek, sang bintang (Muhammad) diasuh oleh pamannya,
Abu Tholib, seorang putra Abdul Mutholib yang pertama menyatakan keimanannya
kepada kemenakannya sendiri (Muhammad). Pemandu ilahi selalu saja dipilihkan
oleh Ilahi untuk memiliki profesi sebagai seorang gembala, melalui profesi
ini beliau mengarungi beberapa waktu kehidupannya untuk menjadi “gembalaâ€
domba yang lebih besar, inilah pilihan Ilahi yang memilihkan baginya sebuah
jalan dimana hal ini penting bagi orang yang akan berjuang melawan orang-orang
hina yang berpikiran sampai menyembah aneka batu dan pohon, ilahi
menjadikannya kuat sehingga tidak menyerah kepada apapun kecuali
keputusan-Nya. Ada penulis sirah yang mengutip kalimat Nabi berikut ini, “
Semua Nabi pernah menjadi gembala sebelum beroleh jabatan kerasulan.†Orang
bertanya kepada Nabi,†Apakah Anda juga pernah menjadi gembala?†Beliau
menjawab,†Ya. Selama beberapa waktu saya menggembalakan domba orang Mekah di
daerah Qararit.â€
Sang bintang terlahir bukan dari
kalangan orang yang teramat kaya, belum lagi ia dilahirkan sebagai seorang
yatim, dan telah kehilangan Ayah, Ibu
di masa kecil sebagai tempat bernaung, apa yang dapat dikatakan oleh anak
kecil yang telah kehilangan kedua orang tuanya sedangkan dia sendiri masih
membutuhkan naungan kedua orang tua dan kasih sayang mereka. Mari kita masuk
ke jazirah Arabia lebih jauh lagi, kita dapat melihat bahwa kondisi keuangan
Muhammad terbilang cukup sulit. Muhammad terkenal dengan kemuliaan rohaninya,
keluhuran budi, keunggulan ahklaq dan dirinya dikenal di masyarakat sebagai
“orang jujur†(al-Amin), ia menjadi salah seorang kafilah dagang Khodijah
yang terpercaya dan Khodijah memberikan dua kali lipat dibandingkan yang
diberikannya kepada orang lain. Kafilah Quraisy, termasuk barang dagangan
Khodijah, siap bertolak, kafilah tiba di tempat tujuan. Seluruh anggotanya
mengeruk laba. Namun, laba yang diperoleh Nabi lebih banyak ketimbang lain.
Kafilah kembali ke Makkah. Dalam perjalanan, Sang bintang melewati negeri ‘Ad
dan Tsamud. Keheningan kematian yang menimpa kaum pembangkang itu mengundang
perhatian sang bintang.
Kafilah mendekati Mekah, Maisarah,
berkata kepada sang Bintang, “Alangkah baiknya jika Anda memasuki Mekah
mendahului kami dan mengabarkan kepada Khodijah tentang perdagangan dan keuntungan
besar yang kita dapatkan.†Nabi tiba di Mekah ketika Khodijah sedang duduk di
kamar atasnya. Ia berlari turun dan mengajak Nabi ke ruangannya. Nabi
menyampaikan, dengan menyenangkan, hal-hal menyangkut barang dagangan.
Maisarah menceritakan tentang Kebesaran jiwa Al-Amin selama perjalanan dan
perdagangan. Maisarah menceritakan “Di Busra, Al-Amin duduk di bawah pohon
untuk istirahat. Seorang pendeta, yang sedang duduk di biaranya, kebetulan
melihatnya. Ia datang seraya menanyakan namanya kepada saya, kemudian ia
berkata, ‘Orang yang duduk di bawah naungan pohon itu adalah nabi, yang
tentangnya telah saya baca banyak kabar gembira di dalam Taurat dan Injil.
Kemudian Khodijah menceritakan apa
yang didengarnya dari Maisarah kepada Waraqah bin Naufal, si hanif dari
Arabia. Waraqah mengatakan, “Orang yang memiliki sifat-sifat itu adalah nabi
berbangsa Arab.
II.
Pernikahan
Kebanyakan sejarawan
percaya bahwa yang menyampaikan lamaran Khadijah kepada Nabi ialah Nafsiah
binti ‘Aliyah sebagai berikut:
“Wahai Muhammad!
Katakan terus terang, apa sesungguhnya yang menjadi penghalang bagimu untuk
memasuki kehidupan rumah tangga? Kukira usiamu sudah cukup dewasa!†Apakah
anda akan menyambut dengan senang hati jika saya mengundang Anda kepada
kecantikan, kekayaan, keanggunan, dan kehormatan ?†Nabi menjawab,â€Apa maksud
Anda?†Ia lalu menyebut Khodijah. Nabi lalu berkata,†Apakah Khodijah siap untuk
itu, padahal dunia saya dan dunianya jauh berbeda?†Nafsiah berujar “Saya
mendapat kepercayaan dari dia, dan akan membuat dia setuju. Anda perlu
menetapkan tanggal perkawinan agar walinya (‘Amar bin Asad) dapat mendampingi
Anda beserta handai tolan Anda, dan upacara perkawinan dan perayaan dapat
diselenggarakan".
Kemudian Muhammad
membicarakan hal ini kepada pamannya yang mulia, Abu Tholib. Pesta yang agung
pun diselenggarakan, sang paman yang mulia ini menyampaikan pidato,
mengaitkannya dengan puji syukur kepada Tuhan. Tentang keponakannya, ia
berkata demikian, “Keponakan saya Muhammad bin ‘Abdullah lebih utama daripada
siapapun di kalangan Quraisy. Kendati tidak berharta, kekayaan adalah
bayangan yang berlalu, tetapi asal usul dan silsilah adalah permanen".
Waraqah, paman
Khodijah, tampil dan mengatakan sambutannya, “Tak ada orang Quraisy yang
membantah kelebihan Anda. Kami sangat ingin memegang tali kebangsawanan
Anda.†Upacara pun dilaksanakan. Mahar
ditetapkan empat puluh dinar-ada yang mengatakan dua puluh ekor unta.
Sang bintang
sekarang mulai dewasa, ia mempunyai seorang istri yang begitu lengkap
kemuliaannya, dari perkawinan ini Khodijah melahirkan enam orang anak, dua
putra, Qasim, dan Abdulah, yang dipanggil At-Thayyib, dan At-Thahir. Tiga
orang putrinya masing-masing Ruqayyah, Zainab, Ummu Kaltsum, dan Fatimah.
Kedua anak laki-lakinya meninggal sebelum Muhammad diutus menjadi Rosul.
Ketika umur sang
bintang mulai menginjak 35 tahun, banjir dahsyat mengalir dari gunung ke
Ka’bah. Akibatnya, tak satu pun rumah di Makah selamat dari kerusakan.
Dinding ka’bah mengalami kerusakan. Orang Quraisy memutuskan untuk membangun
Ka’bah tapi takut membongkarnya. Walid bin Mughirah, orang pertama yang
mengambil linggis, meruntuhkan dua pilar tempat suci tersebut. Ia merasa
takut dan gugup. Orang Mekah menanti jatuhnya sesuatu, tapi ketika ternyata
Walid tidak menjadi sasaran kemarahan berhala, mereka pun yakin bahwa
tindakannya telah mendapatkan persetujuan Dewa. Mereka semua lalu ikut
bergabung meruntuhkan bangunan itu. Pada saat pembangunan kembali ka’bah,
diberitahukan pada semua pihak sebagai berikut, “Dalam pembangunan kembali
Ka’bah, yang dinafkahkan hanyalah kekayaan yang diperoleh secara halal. Uang
yang diperoleh lewat cara-cara haram atau melalui suap dan pemerasan, tak
boleh dibelanjakan untuk tujuan ini.â€
Terlihat bahwa ini adalah ajaran para Nabi, dan mereka mengetahui
tentang kekayaan yang diperoleh secara tidak
halal, tetapi kenapa mereka masih melakukan hal demikian, inipun
terjadi di zaman ini, di Indonesia, rakyat ataupun pemerintahnya mengetahui
tentang halal dan haramnya suatu harta kekayaan atau pun perbuatan yang salah
dan benar, tapi mereka masih saja melakukan perbuatan itu walaupun tahu itu
adalah salah.
Mari kita kembali
lagi menuju Mekah, ketika dinding ka’bah telah dibangun dalam batas
ketinggian tertentu, tiba saatnya untuk pemasangan Hajar Aswad pada
tempatnya. Pada tahap ini, muncul perselisihan di kalangan pemimpin suku.
Masing-masing suku merasa bahwa tidak ada suku yang lain yang pantas
melakukan perbuatan yang mulia ini kecuali sukunya sendiri. Karena hal ini,
maka pekerjaan konstruksi tertunda lima hari. Masalah mencapai tahap kritis,
akhirnya seorang tua yang disegani di antara Quraisy, Abu Umayyah bin
Mughirah Makhzumi, mengumpulkan para pemimpin Quraisy seraya
berkata,â€Terimalah sebagai wasit orang pertama yang masuk melalui Pintu
Shafa.†(buku lain mencatat Bab as-salam). Semua menyetujui gagasan ini.
Tiba-tiba Muhammad muncul dari pintu. Serempak mereka berseru, “Itu Muhammad,
al-Amin. Kita setuju ia menjadi wasit!â€
Untuk menyelesaikan
pertikaian itu, Nabi meminta mereka menyediakan selembar kain. Beliau
meletakkan Hajar Aswad di atas kain itu dengan tangannya sendiri, kemudian
meminta tiap orang dari empat sesepuh Mekah memegang setiap sudut kain itu.
Ketika Hajar Aswad sudah diangkat ke dekat pilar, Nabi meletakkannya pada
tempatnya dengan tangannya sendiri. Dengan cara ini, beliau berhasil
mengakhiri pertikaian Quraisy yang hampir pecah menjadi peristiwa berdarah.
Tuhan, Sang Maha
Konsep sudah membuat konsep tentang semua ini, tanda-tanda seorang bintang
telah banyak ia tampakkan pada diri Muhammad, dari batinnya yang mulia sampai
pada bentuk lahirnya yang indah. Kesabaran yang diabadikan di dalam Kitab
suci menjadi bukti yang tak terbantahkan, bahwa ia adalah manusia sempurna,
dalam wujud lahiriah (penampakan), maupun batinnya. Tidak setitik cela
apalagi kesalahan selama hidupnya, Sang Maha Konsep benar-benar telah
mengonsepnya menjadi manusia ‘ilahi’. Al-Amin telah dikenal oleh masyarakat
Mekah, sebagai manusia mulia, sebagai manifestasi wujud kejujuran mutlak.
Sebelum pengutusannya menjadi Rosul, Muhammad selalu mengamati tanda
kekuasaan Tuhan, dan mengkajinya secara mendalam, terutama mengamati
keindahan, kekuasaan, dan ciptaan Allah dalam segala wujud. Beliau selalu
melakukan telaah mendalam terhadap
langit, bumi dan isinya. Beliau selalu mengamati masyarakatnya yang
rusak, dan hancur, beliau mempunyai tugas untuk menghancurkan segala bentuk
pemberhalaan. Apalah kiranya yang membuat masyarakatnya seperti ini, ia
mengembalikan semua ini kepada Tuhan, yang menurutnya tak mungkin sama dengan
manusia.
Gunung Hira,
puncaknya dapat dicapai kurang lebih setengah jam, gua ini adalah saksi atas
peristiwa menyangkut “sahabat karibâ€-nya (Muhammad), gua ini menjadi saksi
bisu tentang wahyu, dan seakan-akan ia ingin berkata,†disinilah dulu anak
Hasyim itu tinggal, yang selalu kalian sebut-sebut, disinilah ia diangkat
menjadi Rosul, disinilah Al-Furqon pertama kali dibacakan, wahai manusia,
bukankah aku telah mengatakannya, kalianlah (manusia) yang tak mau
menengarkannya, kalian menutup telinga kalian rapat-rapat, dan
menertawakanku, sedangkan sebagian dari kalian hanya menjadikan aku sebagai
museum sejarah.“kata saksi bisu.
III. Diangkat Menjadi Rasul
Hira, tempat diturunkannya kalimat
Tuhan Yang Maha Sakti, kalimat yang membuat iblis berputus asa untuk
menyesatkan manusia, kalimat yang dengannya alam semesta berguncang.
Al-Qur’an, susunan kalimatnya yang mengandung makna yang banyak telah membuat
tercengang manusia-manusia manapun di jagat raya, yang mengakui kebenarannya,
akan mengikutinya, sedangkan yang tidak mengakuinya harus tunduk atas
kebenarannya, dan bagi mereka yang menolak, dengan cara apapun akan sia-sia,
dan celaka. Jibril (Ruh Al-Qudus)
diutus Tuhan semesta Alam, Sang Pemilik Konsep, untuk menyampaikan
kalimat-Nya secara berangsur-angsur kepada Al-amin yang berada di Gunung
Hira’. Al-Amin telah mempersiapkan dirinya
selama empat puluh tahun untuk memikul tugas yang maha berat ini,
Jibril datang kepadanya dengan membawa beberapa kalimat dari Tuhannya. Ialah
kalimat pertama yang dikemukakan dalam Al-qur’an sebagai berikut
“Bacalah dengan [ menyebut] nama Tuhanmu yang menciptakan.
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah,
dan Tuhanmulah yang Paling Pemurah. Yang mengajari [manusia]
dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa
yang tidak diketahuinyaâ€.
Ayat
ini dengan tegas menyatakan tentang program Nabi, dan menyatakan dalam
istilah-istilah jelas bahwa fondasi
agamanya diberikan dengan pengkajian, pengetahuan, kebijaksanaan, dan
penggunaan pena.
Muhammad, pembawa berita bahagia,
ancaman, dan perintah merupakan manusia teladan sepanjang masa, ia adalah
manusia dalam wujud Ilahiah, utusan Tuhan yang kepadanya ummat manusia
memohonkan syafa’at. Tidak satupun mahkluq yang mencapai kesempurnaan yang
dicapai Muhammad, sejak kecil ia telah memperlihatkan ketulusan, kejujuran,
manusia yang seumur hidupnya tidak pernah berbohong, yang tidak pernah
menghianati janji, dan sayang kepada yang miskin.
Malaikat Jibril menyelesaikan
tugasnya menyampaikan wahyu itu, dan Muhammad pun turun dari Gua Hira menuju
rumah “Khodijahâ€. Jiwa agung Nabi disinari cahaya wahyu. Beliau merekam di
hatinya apa yang didengarnya dari malaikat Jibril. Setelah kejadian ini,
Jibril menyapanya,â€Wahai Muhammad! Engkau Rosul Allah dan aku Jibrilâ€.
Muhammad menerima kalimat Tuhannya secara bertahap, secara berangsur-angsur,
fakta sejarah mengakui bahwa di antara wanita, Khodijah adalah wanita yang
pertama memeluk Islam, dan pria pertama yang memeluk Islam adalah ‘Ali.
Muhammad mengadakan perjamuan
makan dengan kerabatnya, selesai makan, beliau berpaling kepada para sesepuh
keluarganya dan memulai pembicaraan dengan memuji Allah dan memaklumkan
keesaan-Nya. Lalu beliau berkata,†Sesungguhnya, pemandu suatu kaum tak
pernah berdusta kepada kaumnya. Saya bersumpah demi Allah yang tak ada sekutu
bagi-Nya bahwa saya diutus oleh Dia sebagai Rosul-Nya, khususnya kepada Anda
sekalian dan umumnya kepada seluruh penghuni dunia. Wahai kerabat saya! Anda
sekalian akan mati. Sesudah itu, seperti Anda tidur, Anda akan dihidupkan
kembali dan akan menerima pahala menurut amal Anda. Imbalannya adalah surga
Allah yang abadi (bagi orang lurus) dan neraka-Nya yang kekal(bagi orang yang
berbuat jahat). “Lalu beliau menambahkan, “Tak ada manusia yang pernah
membawa kebaikan untuk kaumnya ketimbang apa yang saya bawakan untuk Anda.
Saya membawakan kepada Anda rahmat dunia maupun Akhirat. Tuhan saya
memerintahkan kepada saya untuk mengajak Anda kepada-Nya. Siapakah diantara
Anda sekalian yang akan menjadi pendukung saya sehingga ia akan menjadi
saudara, washi (penerima wasiat), dan khalifah (pengganti) saya?â€.
Ketika pidato Nabi mencapai poin
ini, kebisuan total melanda pertemuan itu. ‘Ali, remaja berusia lima belas
tahun, memecahkan kebisuan itu. Ia bangkit seraya berkata dengan mantap,â€
Wahai Nabi Allah, saya siap mendukung
Anda.†Nabi menyuruhnya duduk. Nabi mengulang tiga kali ucapannya, tapi tak
ada yang menyambut kecuali ‘Ali yang terus melontarkan jawaban yang sama.
Beliau lalu berpaling kepada kerabatnya seraya berkata,†Pemuda ini adalah
saudara, washi, dan khalifah saya diantara kalian. Dengarkanlah kata-katanya
dan ikuti dia".
Pemakluman khilafah (imamah) ‘Ali di
hari-hari awal kenabian Muhammad memperlihatkan bahwa dua kedudukan ini
berkaitan satu sama lain. Ketika Rosulullah diperkenalkan kepada masyarakat,
khalifahnya juga ditunjuk dan diperkenalkan pada hari itu juga. Ini dengan
sendirinya menunjukkan bahwa kenabian dan imamah merupakan dua hal yang tak
terpisahkan.
Peristiwa diatas membuktikan heroisme
spiritual dan kebenaran ‘Ali. Karena, dalam pertemuan di mana orang-orang tua
dan berpengalaman tenggelam dalam keraguan dan keheranan, ia menyatakan
dukungan dan pengabdian dengan keberanian sempurna dan mengungkapkan
permusuhannya terhadap musuh Nabi tanpa menempuh jalan politisi yang
mengangkat diri sendiri. Kendati waktu itu ia yang termuda diantara yang
hadir, pergaulannya yang lama dengan Nabi telah menyiapkan pikirannya untuk
menerima kenyataan, sementara para sesepuh bangsa ragu-ragu untuk
menerimanya.
Setelah berdakwah kepada kaum kerabatnya, Nabi
berdakwah terang-terangan kepada kaum Quraisy. Muhammad, berbekal kesabaran,
keyakinan, kegigihan, dan keuletan dalam berdakwah terus-menerus dan tidak
menghiraukan orang-orang musrik yang terus menghardik dan mengejeknya. Banyak
yang cara yang dilakukan kaum Quraisy untuk menghentikan Muhammad, suatu saat
Abu Tholib sedang duduk bersama keponakannya. Juru bicara rombongan yang
mendatangi rumah Abu Tholib membuka pembicaraan dengan berkata,†Wahai Abu
Tholib! Muhammad mencerai-beraikan barisan kita dan menciptakan perselisihan
diantara kita. Ia merendahkan kita dan mencemooh kita dan berhala kita. Jika
ia melakukan itu karena kemiskinan dan kepapaannya, kami siap menyerahkan
harta berlimpah kepadanya. Jika ia menginginkan kedudukan, kami siap
menerimanya sebagai penguasa kami dan kami akan mengikuti perintahnya. Bila
ia sakit dan membutuhkan pengobatan, kami akan membawakan tabib ahli untuk
merawatnya…â€.
Abu Tholib berpaling kepada Nabi
seraya berkata,“ Para sesepuh anda datang untuk meminta Anda berhenti
mengkritik berhala supaya mereka pun tidak mengganggu Anda.†Nabi menjawab,â€
Saya tidak menginginkan apa pun dari mereka. Bertentangan dengan empat
tawaran itu, mereka harus menerima satu kata dari saya, yang dengan itu
mereka dapat memerintah bangsa Arab dan menjadikan bangsa Ajam sebagai
pengikut mereka.†Abu Jahal bangkit sambil berkata, “ Kami siap sepuluh kali
untuk mendengarnya.†Nabi menjawab,†Kalian harus mengakui keesaan Tuhan.â€
Kata-kata tak terduga dari Nabi ini laksana air dingin ditumpahkan ke ceret
panas. Mereka demikian heran, kecewa, dan putus asa sehingga serentak mereka
berkata,†Haruskah kita mengabaikan 360 Tuhan dan menyembah kepada satu Allah
saja?â€
Orang Quraisy meninggalkan rumah Abu
Tholib dengan wajah dan mata terbakar kemarahan. Mereka terus memikirkan cara
untuk mencapai tujuan mereka. Dalam ayat berikut, kejadian itu dikatakan,
“Dan mereka heran karena mereka
kedatangan seorang pemberi peringatan dari kalangan mereka; dan orang-orang
kafir berkata,’Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta. Mengapa ia
menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja ? Sesungguhnya ini
benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.’ Dan pergilah
pemimpin-pemimpin mereka [seraya berkata], ‘Pergilah kamu dan tetaplah
[menyembah] tuhan-tuhanmu, sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang
dikehendaki. Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir
ini; ini(mengesakan Allah) tidak lain kecuali dusta yang diada-adakan.â€
Banyak sekali contoh penganiayaan dan
penyiksaan kaum Quraisy, Tiap hari nabi menghadapi penganiayaan baru.
Misalnya, suatu hari Uqbah bin Abi Mu’ith melihat Nabi bertawaf, lalu
menyiksanya. Ia menjerat leher Nabi dengan serbannya dan menyeret beliau ke
luar masjid. Beberapa orang datang membebaskan Nabi karena takut kepada Bani
Hasyim. Dan masih banyak lagi. Nabi
menyadari dan prihatin terhadap kondisi kaum Muslim. Kendati beliau mendapat
dukungan dan lindungan Bani Hasyim, kebanyakan pengikutnya budak wanita dan –
pria serta beberapa orang tak terlindung. Para pemimpin Quraisy menganiaya
orang-orang ini terus-menerus , para pemimpin terkemuka berbagai suku
menyiksa anggota suku mereka sendiri yang memeluk Islam. Maka ketika para
sahabatnya meminta nasihatnya menyangkut hijrah, Nabi menjawab, “Ke Etiopia
akan lebih mantap. Penguasanya kuat dan adil, dan tak ada orang yang ditindas
di sana. Tanah negeri itu baik dan bersih, dan Anda boleh tinggal di sana
sampai Allah menolong Anda.
Pasukan Syirik Quraisy kehabisan akal
untuk menghancurkan Muhammad, maka mereka melakukan propaganda anti Muhammad,
diantaranya mereka memfitnah Nabi, Bersikeras menjuluki Nabi Gila, larangan
mendengarkan Al-Qur’an, menghalangi orang masuk Islam, sehingga Allah
mengabadikan perkataan orang-orang keji ini dan menunjukkan sesatnya
perkataan mereka, dalam Al-Qur’an Allah berfirman
“Demikianlah, tiada seorang rosul pun
yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka selain mengatakan,’ Ia
adalah seorang tukang sihir atau orang gila.’ Apakah mereka saling berpesan
tentang apa yang dikatakan itu ? Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui
batas.â€
Kaum
Quraisy pun gagal melakukan berbagai macam cara untuk menghalangi usaha
Muhammad, dan menghalangi orang-orang untuk mengikuti agama Tuhan Yang Esa.
Mereka pun melakukan Blokade ekonomi yang membuat banyak kaum muslim,
terutama kaum wanita dan anak-anak kelaparan. Nabi dan para pengikutnya masuk
ke Syi’ib Abu Tholib, yang diikuti pendamping hidupnya, Khodijah, dengan
membawa serta Fatimah AS. Orang-orang Quraisy mengepung mereka di Syi’ib itu
selama tiga tahun. Dan akhirnya tahun-tahun blokade itu pun berakhir. Dan
keluarlah sang bintang bersama keluarga dan sahabatnya dari pengepungan.
Allah telah menetapkan kemenangan bagi mereka, dan Khodijah pun berhasil pula
keluar dari pengepungan dalam keadaan amat berat dan menderita, Beliau telah
hidup dengan kehidupan yang menjadi teladan Istimewa bagi kalangan kaum
wanita. Ajal Khodijah sudah dekat. Allah telah memilihnya untuk mendampingi
Rosulullah Saww., dan dia telah berhasil menunaikan tugas dengan baik.
Khodijah akhirnya meninggal pada tahun itu juga. Yakni, pada saat kaum Muslim
keluar dari blokade orang-orang Quraisy, tahun kesepuluh sesudah Kenabian.
Pada tahun yang sama, paman Rosul (Abu Tholib) meninggal dunia, yang
sekaligus sebagai pelindung dakwa Muhammad. Sungguh Nabi mengalami kesedihan
yang amat berat. Beliau kehilangan Khodijah, dan juga pamannya yang menjadi
pelindung, dan pembelanya. Itu sebabnya, maka tahun ini dinamakan ‘Am Al-Huzn
(Tahun Duka cita). Bukan hanya Rosul yang terpukul hatinya, Fatimah, yang
belum kenyang mengenyam kasih sayang seorang ibu dan kelembutan belaiannya,
ikut pula menanggungnya. Kedukaan menyelimuti dan menindihnya di tahun penuh
kesedihan itu.Fatimah kehilangan ibundanya, berpisah dari orang yang menjadi
sumber cintanya dan kasih sayangnya. Acap kali dia bertanya kepada
ayahandanya,†Ayah, kemana Ibu?†Kalau sudah begini, tangisnya pecah, air
matanya meleleh, dan kesedihan menerpa hatinya. Rosul merasakan betapa berat
kesedihan yang ditanggung putrinya. Setelah wafatnya Abu Tholib kaum Kafir
Quraisy semakin berani menganggu Muhammad, akhirnya Muhammad berhijrah ke
Yastrib, peristiwa hijrahnya Nabi ke Yastrib, merupakan momen awal dari
lahirnya negara Islam. Penduduk Yastrib bersedia memikul tanggung jawab bagi
keselamatan Nabi. Di bulan Robi’ul Awwal tahun ini, saat hijrahnya Nabi
terjadi, tak ada seorang muslim pun yang tertinggal di Mekah kecuali Nabi,
‘Ali dan Abu Bakar, dan segelintir orang yang ditahan Quraisy atau karena
sakit,dan lanjut usia.
Kaum Quraisy yang berada di Mekah
akhirnya membuat kesepakatan untuk membunuh Muhammad di malam hari, dan
masing-masing suku mempunyai wakil, sehingga Bani Hasyim tidak dapat menuntut
balas atas kematian Muhammad. Orang-orang ini memang bodoh, mereka mengira
Muhammad dapat dihancurkan hanya dengan cara seperti ini, seperti urusan duniawi mereka. Jibril
datang memberitahu Nabi tentang rencana kejam kaum kafir itu. Al-Qur’an
merujuk pada kejadian itu dengan kata-kata,
“Dan [ingatlah] ketika
orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan
daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu atau
mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu.
Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.
Ali berbaring melewati cobaan yang
mengerikan demi keselamatan Islam
menggantikan Nabi, sejak sore. Ia bukan orang tua yang lanjut usia,
tapi seorang anak muda yang begitu berani mengorbankan nyawanya untuk sang
Nabi, ia, yang bersama Khodijah adalah orang yang pertama-tama beriman kepada
Nabi, dialah orang yang rela berkorban untuk Nabi, Ali, sekali lagi ‘Ali.
Kepadanya Nabi berkata,â€Tidurlah di ranjang saya malam ini dan tutupi tubuh
Anda dengan selimut hijau yang biasa saya gunakan, karena musuh telah
bersekongkol membunuh saya. Saya harus berhijrah ke Yastrib. ‘Ali menempati
ranjang Nabi sejak sore. Ketika tiga perempat malam lewat, empat puluh orang
mengepung rumah nabi dan mengintipnya melalui celah. Mereka melihat keadaan
rumah seperti biasanya, dan menyangka bahwa orang yang sedang tidur di kamar
itu adalah Nabi.
IV.
Hijrah
Kini tiba fajar. Semangat dan gairah
besar tampak di kalangan musyrik itu. Mereka begitu yakin akan segera
berhasil. Dengan pedang terhunus mereka memasuki kamar Nabi, yang menimbulkan
suara gaduh. Serentak ‘Ali mengangkat kepalanya dari bantal dan menyingkirkan
selimutnya lalu berkata dengan sangat tenag,â€Apa yang terjadi ?†Mereka
menjawab,â€Kami mencari Muhammad. Di mana dia?†’Ali berkata,†Apakah anda
menitipkannya kepada saya sehingga saya harus menyerahkannya kembali kepada
Anda? Bagaimanapun, sekarang ia tak ada di rumah.†Muhammad telah pergi jauh
di luar pengetahuan mereka.
Nabi, tiba di Quba tanggal 12 Rabi’ul
Awwal, dan tinggal di rumah Ummu Kultsum ibn al-Hadam. Sejumlah Muhajirin dan
Ansor sedang menunggu kedatangan Nabi. Beliau tinggal di situ sampai akhir
pekan. Sebagian orang mendesak agar beliau segera berangkat ke Madinah,
tetapi beliau menunggu kedatangan ‘Ali. Orang Quraisy mengetahui hijrahnya
‘Ali dan rombongannya – diantaranya ialah Fatimah, puteri Nabi, Fatimah binti
‘Asad dan Fatimah binti Hamzah bin Abdul Mutholib – karena itu, mereka
memburunya dan berhadap-hadapan dengan dia di daerah Zajnan. Perselisihan pun
terjadi dan ‘Ali berkata “Barangsiapa menghendaki tubuhnya terpotong-potong dan darahnya tumpah, majulah! Tanda marah
nampak di wajahnya. Orang-orang Quraisy yang merasa bahwa masalah telah
menjadi serius, mengambil sikap damai dan berbalik pulang.†Ketika ‘Ali tiba
di Quba, kakinya berdarah, dikarenakan menempuh perjalanan Makah Madinah
dengan berjalan kaki. Nabi dikabari bahwa, ‘Ali telah tiba tapi tak mampu
menghadap beliau. Segera nabi ke tempat ‘Ali lalu merangkulnya. Ketika
melihat kaki ‘Ali membengkak, air mata Nabi menetes".
Penduduk Yastrib – yang kemudian
berganti menjadi nama Madinah -
menyambut kedatangan Nabi.
Mereka mengucapkan berbagai macam syair untuk menyambut manusia mulia ini.
Disinilah manifestasi sebuah negara Islam pertama kali didirikan. Muhammad
menyusun kekuatannya di Madinah bersama keluarga dan sahabat setianya yang rela
meninggalkan tanah air dan hartanya untuk Tuhannya, islam yang muda ini
menyusun kekuatan untuk menghadapi kekuatan kaum Quraisy yang setiap saat
siap untuk menghancurkan Islam yang dibangun ini, perang demi perang mulai
dari Badar, Uhud, Khandaq, yang disetiap perang tampillah Al-Washi Muhammad
yang selalu menjadi pemberi moral kepada pasukan untuk menghancurkan kafir
Quraisy dengan Iman yang membara. Pada perang Badar ‘al-washi (‘Ali) dan
Hamzah tampil menghadapi pemberani kafir Quraisy, dalam sepucuk suratnya kepada Muawiyah,
‘Ali mengingatkannya dalam kata-kata ‘Pedang saya yang saya gunakan untuk
membereskan kakek anda dari pihak ibu (Utbah, ayah dari Hindun Ibu Muawiyah),
paman anda dari pihak Ibu (Walid bin Uthbah) dan saudara Anda (Hanzalah) masih
ada pada saya. Pada perang Uhud Nabi dan lagi-lagi Hamzah dan ‘Ali tidak
pernah Absen, ‘Ali adalah pembawa panji dalam setiap peperangan. Nabi
mengungkapkan nilai pukulan ‘Ali pada perang Khandaq (parit) – disebut juga
dengan Ahzab – kepada ‘Amar bin ‘Abdiwad itu,†Nilai pengorbanan itu melebihi
segala perbuatan baik para pengikutku, karena sebagai akibat kekalahan jagoan
kafir terbesar itu kaum Muslim menjadi terhormat dan kaum kafir menjadi aib
dan terhina".
V. Benteng
Khaibar
Pada perang Khaibar ketika semangat
kaum muslim mengendur dan merasa tidak
mampu untuk menghancurkan benteng Khaibar, orang-orang menunggu dengan
gelisah dan ketakutan, karena sebelumnya Abu Bakar dan Umar tidak ada yang
mampu menghancurkan benteng, bahkan ‘Umar memuji keberanian pemimpin benteng,
Marhab,yang luar biasa yang membuat Nabi dan para komandan Islam kecewa atas
pernyataan ‘Umar ini.
Kebisuan orang-orang sedang menunggu
dengan gelisah dipecahkan oleh kata-kata Nabi,†Dimanakah ‘Ali? “ Dikabarkan
kepada beliau bahwa ‘Ali menderita sakit mata dan sedang beristirahat di
suatu pojok. Nabi bersabda,†Panggil dia.†‘Ali diangkut dengan unta dan
diturunkan di depan kemah Nabi.†Pernyataan ini menunjukkan sakit matanya
demikian serius sampai tak mampu berjalan. Nabi menggosokkan tangannya ke
mata ‘Ali seraya mendoakannya. Mata ‘Ali langsung sembuh dan tak pernah sakit
lagi sepanjang hidupnya. Nabi memerintahkan ‘Ali maju, menurut riwayat pintu
benteng Khaibar itu terbuat dari batu, panjangnya 60 inci, dan lebarnya 30
inci. Mengutip kisah pencabutan pintu benteng Khaibar itu dari ‘Ali melalui
jalur khusus,†Saya mencabut pintu Khaibar dan menggunakannya sebagai perisai.
Seusai pertempuran, saya menggunakannya sebagai jembatan pada parit yang
digali kaum Yahudi.†Seseorang bertanya kepadanya,†Apakah Anda merasakan
beratnya?†‘Ali menjawab,†Saya merasakannya sama berat dengan perisai saya.â€
Masih banyak lagi peristiwa-peristiwa lain selain peperangan untuk melawan
kebejatan kaum kafir Quraisy, banyak juga peristiwa yang menggembirakan,
misalnya peristiwa pernikahan al-Washi dan Fatimah, putri Nabi, perubahan
kiblat dari Bait al-Maqdis ke Ka’bah di Makah. Selain serangan dari luar Kota
Madinah, kaum Yahudi yang berada di dalam kota selalu mencoba melakukan
rongrongan terhadap pemerintahan Islam yang masih muda ini, namun Sang Maha
Konsep telah menentukan Drama yang berbeda, walaupun mereka mencoba
memadamkan nur cahaya-Nya, namun Ia
terus menerangi Nur Cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu benci.
VI. Fath Makkah
Tahun kedelapan Hijrah, perjanjian
Hudaibiyah dikhianati oleh orang-orang Quraisy mekah, Nabi segera
mengeluarkan perintah kesiagaan umum. Beliau siapkan pasukan besar yang belum
pernah disaksikan kehebatannya selama ini. Ketika pasukan telah lengkap dan
siap bergerak, Nabi pun menyampaikan bahwa sasarannya adalah Mekah. Pasukan
bergerak laksana migrasi kawanan burung menuju arah selatan. Nabi
memerintahkan kepada pasukannya yang berjumlah 10.000 orang untuk membagi
diri, dan menyalakan api unggun di malam hari agar pasukan musuh melihat
betapa besar pasukan musuh tersebut.
Di dekat kuburan Abu Tholib dan
Khodijah yang terletak di punggung Mekah, kaum muslimin membuat kubah untuk
Nabi. Dari kubah inilah Nabi mengamati dengan cermat arus pasukan Islam yang
masuk ke kota dari empat penjuru.
Makkah... Membisu di depan Nabi dan
pendukungnya. Ya Mekah membisu dan tidak lagi menyerukan teriakan
Fir’aun-fir’aun, digantikan hiruk pikuk suara 10.000 prajurit Muslim yang
menggema yang seakan-akan sedang menunggu kedatangan sahabatnya
Gua itu menatap kepada orang yang dulu
berada dalam perutnya dalam keadaan terusir yang kini telah berdiri tegap
dengan gagah dan dikelilingi puluhan ribu pengikut dan pembelanya.
Nabi memasuki Mekah dan bertawaf,
menghancurkan berhala-berhala bersama al-Washi, tidak ada darah yang
tertumpah. Orang-orang Quraisy yang berada di Makkah menunggu bibir Muhammad
berucap tentang mereka, apakah yang akan terjadi pada mereka, namun bibir itu
begitu mulia untuk menjatuhkan hukuman, ia memberikan kepada mereka yang
telah memeranginya pengampunan dan beliau berkata “... Pergilah, Anda
semua adalah orang-orang yang
dibebaskan!â€
Kini, di Shafa, laki-laki yang telah
membuat sejarah itu telah kembali, berdiri di depan kehidupannya yang sarat
dengan berbagai peristiwa dan yang ditangannya tergenggam masa depan yang
gemilang. Selama dua puluh tahun penggembalaannya tak pernah henti, ia tak
pernah merasakan letih, kesabarannya begitu tinggi, tak pernah menyerah.
Orang –orang Quraisy berdesak-desakkan di bukit Shafa untuk memberikan
Ba’iat.
Setelah penaklukan Mekah masih ada
beberapa peperangan besar berlanjut – semasa hidup Nabi - yaitu Hunain,
Tabuk. Al-Washi tampil dengan gagah perkasa dalam peperangan ini, sesudah
membuat kocar-kacir musuh, al-washi segera menghambur untuk bergabung dengan
Nabi, ia memutari Nabi, dan menghambur membabat musuh untuk melindungi Nabi,
dan pada kali yang lain menemui prajurit musuh yang lari dan menghadang
kejaran musuh. Sesudah itu kembali memutari Nabi. Nabi memanggil
sahabat-sahabatnya yang lari cerai-berai “ Ayyuhan Nas, mau kemana kalian ?â€
Wahai orang-orang yang ikut bai’at al-Ridwan! Wahai, orang-orang yang
kepadanya diturunkan surat Al-Baqarah! Wahai orang-orang yang berbaiat di
bawah pohon...! orang-orang Madinah yang gagah berani segera sadar akan diri
mereka! Dan ingat bahwa hingga saat ini mereka adalah tulang punggung Nabi.
Kini Nabi memanggil mereka di tengah 12.000 orang prajurit, dua ribu
diantaranya adalah kaum kerabatnya. Mereka segera menghambur ke arah Nabi
menyambut panggilannya dengan, “Labbaik, Labbaik... Kami datang, kami
datang...!â€
Pasukan Islam kembali memenangkan
pertempuran, peran individual Muhammad dalam menyampaikan risalah agungnya
telah selesai, dan kini – tidak bisa – tidak di harus melihat pasukannya,
untuk kesekian kalinya, mengingat dan mengenang kembali pelajaran yang telah
diberikannya selama dua puluh tiga tahun, agar di bisa mengevaluasidan
menelitinya kembali.
VII. Haji Wada
Tahun kesebelas Hijrah, haji pertama
Nabi dan kaum Muslimin tanpa ada seorang musrik pun yang ikut didalamnya,
untuk pertama kalinya pula, lebih dari 10.000 orang berkumpul di Madinah dan
sekitarnya, menyertai Nabi melakukan perjalanan ke Makkah, dan .. sekaligus
inilah haji terakhir yang dilakukan oleh Nabi. Rombongan haji meninggalkan
Madinah tanggal 25 Dzulqa’idah , Nabi disertai semua isterinya, menginap satu
malam di Dzi Al-Hulaifah, kemudian melakukan Ihram sepanjang Subuh, dan mulai
bergerak... seluruh padang terisi gema suara mereka yang mengucapkan,â€Labbaik, Allahumma
labaik... Labbaik, la syarika laka, ! Aku datang memenuhi panggilanmu, Allahumma,
ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu...Labbaik,
aku datang memenuhi panggilan-Mu. Segala puji, kenikmatan, dan
kemaharajaan, hanya bagi-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu... Labbaik, aku
datang memenuhi panggilan-Mu...†Langit, hingga hari itu, belum pernah
menyaksikan pemandangan di muka bumi seperti yang ada pada saat itu. Lebih
dari 100.000 orang, laki-laki dan perempuan – dibawah sengatan Matahari yang
amat terik dan di padang pasir yang sebelumnya tak pernah dikenal orang –
bergerak menuju satu arah. Medan ini merupakan lukisan paling indah dari satu warna yang menghiasi
kehidupan manusia. Dan sejarah, adalah kakek tua yang terbelenggu dalam
pengabdian terhadap kepentingan-kepentingan. Ia adalah tukang cerita yang
membacakan hikayat-hikayat Fir’aun, Kisra dan Kaisar. Sejarah sekali melihat Muhammad dan
orang-orang yang bergerak bersamanya
dengan heran! Aneh sekali. Pasukan apa ini? Komandan berjalan kaki
kelelahan, dan pengikut-pengikutnya
pun demikian pula. Nabi memang berjalan kaki bersama umatnya. Sejarah
memang mendengar bahwa “penguasa†itu berada di tengah-tengah pasukan itu,
tapi ketika dicari-carinya, dia tak bisa menemukannya. Rombongan itu masuk
Mekah 4 Dzulhijjah, disitu telah berkumpul Allah, Ibrahim, Ka’bah dan
Muhammad. Dia juga ingin memperlihatkan kepada Ibrahim, bahwa karya besarnya,
kita sudah diantarkan kepada Maksud.
Matahari tepat di tengah siang hari
itu. Seakan-akan ia menumpahkan seluruh cahayannya yang memakar ke atas
kepala semua orang. Nabi berdiri di depan lebih dari 100.000 orang. Laki-laki
dan perempuan yang mengelilinginya. Nabi memulai pidatonya, Rosulullah
berkata,â€Tahukah kalian, bulan apa ini ?â€
Mereka serentak menjawab,â€Bulan
Haram!†.....
...â€Ayyuhan Nas, camkan
baik-baik perkataanku. Sebab, aku tidak tahu, mungkin aku tidak lagi akan
bertemu dengan kalian sesudah tahun ini, di tempat ini, untuk
selama-lamanya... Ayyuhan Nas, sesungguhnya darah dan hartamu adalah
haram bagimu hingga kalian menemui Tuhanmu sebagaimana diharamkannya hari dan
bulanmu ini. Sesudah itu, kamu sekalian akan menemui Tuhanmu dan ditanya
tentang amal-amalmu. Sungguh, aku telah sampaikan hal ini. Maka, barangsiapa
yang masih mempunyai amanat, hendaknya segera disampaikan kepada orang yang
berhak menerimanya.....â€
Akar-akar syirik telah dihapuskan dari
Mekah, dan Mekah menjadi sebuah kota suci bagi kaum muslim, tempat
berkumpulnya muslimin dari seluruh penjuru dunia, dengan menggunakan pakaian
yang sama, menuju Tuhannya, tidak ada perbedaan, baik kaya, miskin, raja,
rakyat, semuanya sama dihadapan Tuhan, yang membedakannya adalah takwa.
Muhammad telah melaksanakan tugasnya,
dan sekarang beliau berada di pembaringan, Nabi membuka mata seraya berkata
kepada putrinya dengan suara pelan “Muhammad tidak lain hanyalah seorang
Rosul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rosul. Apakah jika dia
wafat atau dibunuh kamu akan berbalik ke belakang? Barangsiapa berpaling ke
belakang, maka tidak akan mendatangkan mudarat kepada Allah sedikitpun; dan
Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukurâ€.[Petikan dari laman. fatimah.org]
Langganan:
Postingan (Atom)